Kamis, 13 Juni 2013

Berpenghasilan Rendah Wanita bersalin beresiko Defisiensi Zat Besi


  1. Kelley S. Scanlon*
Abstrak

Kami memperkirakan prevalensi defisiensi zat besi postpartum, anemia dan anemia defisiensi besi di Amerika Serikat dan risiko dibandingkan kekurangan zat besi antara perempuan 0-24 mo postpartum (n = 680) dan wanita yang belum pernah hamil, 20-40 y tua (n = 587). Kami menggunakan data dari Kesehatan Nasional dan Survei Pemeriksaan Gizi, 1988-1994. Kekurangan zat besi didefinisikan sebagai nilai abnormal selama ≥ 2 dari 3 ukuran status zat besi (serum ferritin, eritrosit protoporfirin bebas, kejenuhan transferrin). Kekurangan zat besi untuk perempuan prevalensi 0-6, 7-12 dan 13-24 mo postpartum adalah 12,7, 12,4 dan 7,8%, masing-masing, dan 6,5% pada wanita yang belum pernah hamil. Setelah penyesuaian untuk pembaur, risiko kekurangan zat besi pada wanita dengan rasio indeks kemiskinan 130% yang 0-6, 7-12 dan 13-24 mo postpartum adalah 4,1 (95% confidence interval 2.0, 7.2), 3.1 (1.3 , 6.5) dan 2.0 (0.8, 4.1) kali lebih besar, masing-masing, wanita yang belum pernah hamil dengan rasio indeks kemiskinan> 130%, namun risiko tidak meningkat untuk wanita yang belum pernah hamil dengan rasio indeks kemiskinan 130%. Dibandingkan dengan acuan yang sama, risiko kekurangan zat besi tidak bermakna berbeda bagi perempuan dengan rasio indeks kemiskinan> 130% yang 0-6, 7-12 atau 13-24 mo postpartum. Mengingat bahwa pendapatan postpartum wanita rendah menanggung risiko kekurangan zat besi secara substansial lebih besar daripada wanita yang belum pernah hamil, perhatian lebih harus diberikan untuk mencegah kekurangan zat besi pada wanita berpenghasilan rendah selama dan setelah kehamilan.


(Feby Prastiyananda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar